IKN Dilanda Hujan Sepanjang Tahun, BMKG Lakukan Modifikasi

IKN NUSANTARA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) secara intensif selama 24 jam melakukan operasi modifikasi cuaca (OMC) di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kalimantan Timur. Operasi ini diklaim dapat mengurangi hujan di IKN hingga 97%.

OMC intensif ini dilakukan bukan tanpa alasan. Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto memaparkan, dari data curah hujan selama 30 tahun (1991-2020), pola hujan di IKN memiliki intensitas >150 mm/bulan sepanjang tahun. Dapat disebut musim kemarau apabila curah hujan dalam 10 hari atau 1 dasarian <50 mm dan diikuti 2 dasarian berikutnya.

“Nah, karena di IKN hujan terjadi sepanjang tahun makanya operasi modifikasi cuaca ini perlu digelar untuk mendukung percepatan pembangunan seluruh proyek,” kata Guswanto pada keterangan resmi hari ini (5/8/2024).

Ia menambahkan, “Selama satu pekan ke depan, potensi pertumbuhan awan hujan di sebagian besar wilayah Kalimantan Timur masih cukup tinggi. Dengan begitu diprediksi berpotensi diguyur hujan dengan intensitas ringan hingga sedang,”

Menurut Guswanto, kondisi ini berbeda dengan wilayah lain Indonesia di bagian Selatan.

“Saat ini wilayah Indonesia khususnya bagian Selatan masih berada pada periode musim kemarau. Bahkan beberapa wilayah di Indonesia bagian selatan sudah memasuki puncak musim kemarau,” ungkapnya.

Plt Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto berpendapat hal yang sama.

“Sebenarnya saat ini sebagian besar wilayah Indonesia tengah memasuki musim kemarau. Namun kawasan IKN cukup unik karena merupakan daerah yang mengalami hujan sepanjang tahun. Sehingga, wilayah IKN normal disebut mengalami kemarau basah,” ujar Seto.

Menurut plt Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, OMC sangat penting untuk mendukung percepatan pembangunan sejumlah infrastruktur penunjang di kawasan IKN seperti Istana Kepresidenan, Bandar Udara VVIP IKN, dan Jalan Tol menuju kawasan inti pusat pemerintahan (KIPP) IKN Nusantara. 

“Alhamdulillah, operasi modifikasi cuaca yang dilaksanakan BMKG sejak Juli lalu berhasil mengurangi kejadian hujan hingga 97 persen. Sementara 3 persennya adalah hujan yang masih terjadi namun lebih bersifat lokal dengan intensitas ringan dan durasi yang singkat, yaitu berkisar 1 jam,” jelas Dwikorita.

“Keberhasilan OMC ini membuat proses pengerjaan berbagai proyek di IKN dapat berjalan dengan lebih maksimal dan optimal,” imbuhnya.

Tri Handoko Seto menambahkan, pada periode 4-18 Juli, rasio keberhasilan OMC hanya mencapai 70%, (29 jam hujan dari total 186 jam operasional). Namun, di periode selanjutnya, 19 Juli – 2 Agustus, rasio keberhasilan mencapai 97% (hanya 6 jam hujan dari total 354 jam operasional).

“Operasi modifikasi cuaca dilaksanakan selama 24 jam non-stop tanpa henti dengan tujuan agar potensi hujan di kawasan IKN yang meliputi Kawasan Inti Pusat Pemerintahan, Kawasan Inti, dan Kawasan Penyangga dapat dikurangi,” paparnya.

Seto menjelaskan, OMC berperan menentukan awan dan titik koordinat untuk penyemaian awan dengan bahan semai NaCl maupun CaO. Selanjutnya bahan semai tersebut akan dibawa menggunakan pesawat milik TNI AU dan PT Smart Cakrawala Aviation untuk ditabur secara manual di atas awan target.

“Penyemaian awan atau cloud seeding tersebut dilakukan di awan-awan hujan cumulus. Bahan semai disemai bertujuan untuk mempercepat proses hujan agar segera terjadi sebelum memasuki wilayah IKN Nusantara, Kalimantan Timur,” ujar Seto.

Bagikan:

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours