SOLO – Warga sekitar PLTSa Putri Cempo di Solo mengeluhkan dampak buruk limbah pembangkit listrik, seperti sesak napas, batuk, dan gatal-gatal. Limbah padat berwarna hitam yang dihasilkan diduga dibuang di lahan terbuka, sementara limbah cairnya mencemari sungai di sekitar dan berdampak negatif pada lingkungan. Warga, bersama WALHI Jateng dan BEM UNS, telah menyampaikan protes mereka kepada Pemkot Solo.

Kepala Divisi WALHI Jateng, Nur Cholis, mengkritik proyek ini karena sejak awal menilai bahwa pembakaran sampah akan menghasilkan emisi berbahaya bagi kesehatan. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Solo, Kristiana Hariyanti, mengakui ada pencemaran dan peningkatan limbah padat yang melebihi kapasitas pengolahan, sehingga harus ditampung sementara di lokasi sekitar.

Pemkot Solo meminta PT SCMPP, pengelola PLTSa, untuk segera menangani masalah limbah dengan menutup limbah padat menggunakan pagar dan memperbaiki Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang sempat bocor. Perbaikan IPAL dijadwalkan selesai pada akhir Oktober 2024 untuk mengatasi masalah pencemaran limbah cair.

Bagikan:

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours