Mahfud Md Akui Dapat Laporan Soal Operasi Menekan Rektor untuk Bilang Jokowi Baik

Jakarta – Calon wakil presiden Mahfud Md. mengakui menerima laporan adanya operasi menekan sejumlah rektor di kampus guna meredam petisi akademisi yang mengkritik pemerintah Presiden Joko Widodo. Dia mengatakan sejumlah rektor diminta untuk membuat testimoni soal pemerintah Jokowi yang baik.

Mahfud mengatakan ada beberapa rektor di perguruan tinggi yang membuat pernyataan pesanan dari pihak yang melakukan operasi khusus. Menurut dia, tak semua rektor mau ketika diminta membuat pernyataan tersebut. Salah satunya Universitas Soegijapranata di Semarang, Jawa Tengah.

Dia menjelaskan, hingga saat ini tercatat 59 perguruan tinggi menyatakan sikap akan mengawal pemilihan umum. Menurut dia, dukungan dari perguruan tinggi akan terus mengalir dalam mengawal Pemilu 2024 dan menyuarakan pemerintahan beretika. Semakin perguruan tinggi ditekan, kata Mahfud, gelombang gerakan semakin berdatangan.

Salah satu petinggi kampus yang disatroni adalah Wakil Rektor II Universitas Muhammadiyah Semarang atau Unmus Hardi Winoto. Hardi mengaku kedatangan dua polisi yang memintanya untuk membuat video wawancara. Ketika akan memulai wawancara dia diberi secarik kertas contekan. Namun, Hardi menolaknya. “Ada naskahnya. Saya bilang tidak usah, bu. saya langsung saja,” tuturnya kepada Tempo. Dia lantas memulai wawancara tentang pemilihan umum.

Hardi tak menyangka pada Jumat, 2 Februari 2024, ia mendapat kiriman tautan media massa serta link TikTok yang memuat materi wawancaranya dengan polisi itu. “Saya dikira mengarahkan ke salah satu pasangan calon (presiden),” kata Hardi.

Rektor Universitas Katolik Soegijapranata Kota Semarang, Ferdinandus Hindarto, juga bercerita diminta orang yang mengaku anggota kepolisian untuk membuat rekaman video. Video yang diminta adalah pernyataan tentang pemilihan umum dan kinerja pemerintahan Joko Widodo. 

Ferdinandus tak menanggapi permintaan tersebut. Polisi itu lantas mencoba meneleponnya. Namun, dia tidak menjawab. Dia juga dikirimi sejumlah contoh rekaman video dari beberapa pimpinan perguruan tinggi lain yang telah membuat.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Jawa Tengah Komisaris Besar Satake Bayu Setianto belum menanggapi konfirmasi tentang dugaan operasi anggota polisi tersebut.

Bagikan:

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours