JAKARTA–Indonesia masih bergantung pada impor garam untuk kebutuhan nasional, dengan total impor pada 2023 mencapai 2,8 juta ton senilai Rp 1,35 triliun. Sebagian besar garam diimpor dari Australia, yang menyumbang 77% dari total impor, diikuti oleh India dan beberapa negara lain. Peningkatan impor ini terjadi seiring dengan kebutuhan industri manufaktur dan pengolahan makanan yang terus tumbuh.
Produksi garam lokal belum mampu memenuhi standar kebutuhan industri, terutama karena metode produksi yang masih tradisional dan infrastruktur yang kurang memadai. Sektor seperti farmasi dan petrokimia membutuhkan garam dengan kualitas tinggi yang hanya bisa dipenuhi oleh impor. Meski Indonesia adalah negara maritim, banyak wilayahnya tidak cocok untuk produksi garam, salah satunya akibat cuaca yang sering mendung.
Untuk mengurangi ketergantungan pada impor, pemerintah diharapkan melakukan modernisasi proses produksi garam lokal, meningkatkan infrastruktur, dan mendukung teknologi. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas garam lokal dan membuat Indonesia lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan industrinya di masa depan.
+ There are no comments
Add yours