Surabaya – Operasi SAR selama sembilan hari di Ponpes Al Khoziny Sidoarjo akhirnya selesai setelah semua korban berhasil dievakuasi dari reruntuhan bangunan ambruk. Salah satu anggota tim SAR, Cupes, menceritakan kesulitannya membuka jalan evakuasi di ruang sempit dan kondisi bangunan yang rapuh, “Kita mau masuk itu enggak bisa. Sulit, harus bongkar-bongkar dulu.”

Tim SAR bekerja ekstra hati-hati dengan menggali tunnel manual untuk menghindari getaran yang bisa menyebabkan runtuhan susulan. Mereka juga memberi suplai makanan kepada korban yang masih terjebak, termasuk Haical, menggunakan alat sederhana seperti kayu panjang. Cupes menambahkan, “Kalau tidak memungkinkan, kita keluar. Kalau masih memungkinkan, kita masuk. Tapi tetap ada safety officer di belakang.”

Tragedi ini menyebabkan 171 korban, termasuk 67 meninggal. Mayor Jenderal Budi Irawan dari BNPB menyebutnya sebagai “korban yang cukup besar menurut BNPB” di tahun 2025. Meski lelah, tim SAR terus bergantian bekerja tanpa henti demi keselamatan para santri dan warga terdampak.

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *