Surabaya – Ruby Alamsyah, pakar keamanan siber dari UI, mengingatkan wartawan agar tidak memasukkan data sensitif ke platform AI karena informasi yang dimasukkan bisa direkam, disimpan, dan berisiko bocor akibat kesalahan atau peretasan. Data seperti transkrip wawancara kasus korupsi bisa terekspos ke publik, menimbulkan bahaya bagi investigasi.

Selain risiko kebocoran, Ruby juga menyoroti potensi AI digunakan untuk menyerang kredibilitas wartawan lewat deepfake dan manipulasi konten, serta bahaya disinformasi yang bisa membuat hasil AI jadi bias dan tidak kredibel karena data buruk di internet. Ia menekankan agar AI diperlakukan seperti media sosial, tidak untuk data rahasia.

Ruby menyarankan empat langkah aman pakai AI: jangan unggah data rahasia, anggap AI seperti media sosial, bersihkan data sebelum diproses, dan gunakan hasil AI hanya sebagai referensi, bukan fakta mutlak. Ini penting supaya wartawan tetap aman dan hasil kerja tetap kredibel.

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *