JAKARTA-Menteri Sosial Saifullah Yusuf alias Gus Ipul meminta masyarakat agar ke depannya mulai aktif membantu pemutakhiran data, bukan hanya memprotes bantuan sosial (bansos) yang tak tepat sasaran. Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) mengungkapkan bahwa sekitar 45 persen program bantuan sosial (bansos) Kementerian Sosial tidak tepat sasaran. Untuk memperbaikinya, pemerintah akan menerapkan digitalisasi layanan berbasis teknologi yang digagas Dewan Ekonomi Nasional (DEN) atas arahan Presiden Prabowo Subianto. Melalui sistem baru ini, masyarakat dapat memperbarui data.
Mendaftarkan diri atau orang lain sebagai penerima bansos, serta menyanggah jika ada penerima yang tidak tepat sasaran. Gus Ipul menekankan pentingnya partisipasi publik dalam memutakhirkan data agar penyaluran bansos lebih akurat. Ia mengapresiasi masyarakat yang mulai menolak bansos karena merasa tidak berhak, sebab hal tersebut turut membantu memperbaiki ketepatan sasaran. Sistem digital yang sedang dibangun akan menggunakan kecerdasan buatan (AI) dan dikembangkan melalui aplikasi Government Technology (GovTech).
Bersama Kementerian Kominfo serta Kementerian PAN-RB. Sementara itu, Ketua DEN Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan bahwa dirinya mendapat mandat langsung dari Presiden untuk memimpin Komite Percepatan Transformasi Digital Pemerintah. Proses digitalisasi bansos akan diuji coba melalui pilot project di Banyuwangi pada pertengahan September 2025, dengan melibatkan tim yang sebelumnya mengembangkan aplikasi Peduli Lindungi. Jika uji coba berhasil, program ini akan diperluas secara bertahap ke seluruh Indonesia dengan koordinasi lintas kementerian dan lembaga.