JAKARTA-Tren generasi Z meninggalkan bangku kuliah untuk menekuni pekerjaan di bidang keterampilan teknis (trade jobs) terus meningkat. Banyak yang menganggap pekerjaan ini lebih “aman” karena memberi gaji layak tanpa utang kuliah. Namun, riset justru menunjukkan sebaliknya. Studi Yijin Hardware mengungkap pekerjaan teknis seperti teknisi, tukang listrik, dan tukang ledeng memiliki risiko fisik tinggi, jam kerja panjang, dan kondisi lapangan berat, meski tidak memerlukan gelar sarjana. Beberapa profesi teknis bahkan mencatat tingkat pengangguran dan kecelakaan kerja yang tinggi.

Bidang seperti logging, perburuan, dan pengelolaan sampah menempati posisi teratas dalam angka kematian akibat pekerjaan. Sebaliknya, pekerjaan administrasi dan dukungan perkantoran dinilai paling aman, stabil, dan minim risiko cedera bagi yang tidak memiliki gelar sarjana. Pekerjaan kantoran menawarkan risiko fisik rendah, peluang kerja stabil, serta gaji layak, walau tetap menghadapi ancaman kemajuan AI yang bisa menggantikan banyak posisi entry-level. Meski perusahaan global seperti Intel, IBM, dan Google membekukan ribuan posisi administrasi, Yijin Hardware memproyeksikan tetap ada 19.000 peluang kerja baru

Di sektor ini dalam satu dekade mendatang, meski jumlahnya jauh di bawah sektor transportasi. Pasca-pandemi, minat Gen Z pada pekerjaan teknis melonjak, terlihat dari pendaftaran sekolah keterampilan yang melampaui universitas. Namun, survei WalletHub 2025 menempatkan banyak profesi teknis di peringkat bawah prospek karier pemula karena ketersediaan kerja terbatas, pertumbuhan rendah, dan risiko tinggi. Bahkan, teknisi listrik dinilai sebagai salah satu pekerja paling tidak bahagia karena tuntutan fisik berat, jam kerja panjang, dan gaji yang hanya cukup layak.

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *