Rumah Sakit Shifa di Kota Gaza mengatakan korban tewas dan luka-luka berada di antara kerumunan yang memadati Perlintasan Zikim, yang merupakan titik masuk utama bantuan kemanusiaan ke Gaza utara. Belum diketahui siapa yang melepaskan tembakan dan belum ada komentar langsung dari militer Israel, yang mengendalikan perlintasan tersebut. Sedikitnya 48 warga Palestina tewas dan puluhan lainnya luka-luka saat menunggu makanan di sebuah perlintasan di Jalur Gaza, Rabu (30/7/2025). Serangan militer dan blokade Israel telah menyebabkan krisis kelaparan yang parah di Gaza, wilayah pesisir yang dihuni sekitar dua juta warga Palestina.

Ketegangan meningkat karena kerumunan warga yang kelaparan sering membanjiri konvoi bantuan, mengakibatkan kekacauan. Militer Israel belum memberikan komentar atas serangan terbaru, namun menyatakan hanya menargetkan militan dan menyalahkan Hamas atas korban sipil karena aktivitas mereka di wilayah padat penduduk. Sementara itu, tekanan internasional memaksa Israel mengumumkan langkah-langkah untuk mempermudah masuknya bantuan, namun para pekerja kemanusiaan menilai bantuan tersebut masih jauh dari cukup. Otoritas pangan global IPC belum menyatakan kelaparan resmi di Gaza.

Namun memperingatkan bahwa kondisi semakin memburuk dan kematian massal dapat terjadi jika tidak ada tindakan segera. Meskipun lebih dari 220 truk bantuan telah diizinkan masuk, jumlah itu masih jauh di bawah kebutuhan harian menurut PBB. Upaya distribusi bantuan pun terganggu karena sebagian besar truk dibongkar oleh kerumunan warga di zona militer, sementara sistem bantuan alternatif seperti yang dijalankan Gaza Humanitarian Foundation juga terhambat oleh kekerasan. Sejak Mei, lebih dari 1.000 warga Palestina dilaporkan tewas saat mencoba mengakses bantuan, di tengah klaim militer Israel bahwa mereka hanya menggunakan tembakan peringatan.

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *