Jakarta – Ternyata masih ada modus baru penipuan beras oplosan yang menjadikan karung bekas beras SPHP Bulog sebagai alat pengelabuan. Pelaku membeli karung kosong bekas pakai tersebut, lalu mengisinya dengan campuran beras kualitas rendah berharga Rp8.000 per kilogram dan beras reject (rusak/pecah). Campuran beras oplosan ini kemudian dijahit kembali dalam karung SPHP dan dijual ke pasar seharga Rp13.000 per kg, memanfaatkan kepercayaan masyarakat terhadap merek Bulog.Menanggapi hal ini, Bulog langsung memperketat pengawasan dengan menurunkan tim internal (SPI) ke seluruh daerah dan mempererat koordinasi dengan Satgas Pangan, Babinsa, serta Babinkamtibmas. Langkah pencegahan lain yang akan segera diterapkan adalah penambahan ciri khusus pada karung beras SPHP asli, seperti hologram atau ID khusus di dalam karung, untuk memudahkan masyarakat membedakan keaslian produk. Bulog juga memerintahkan penindakan terhadap penjualan ilegal karung SPHP di platform daring dan akan lebih mengedepankan distribusi melalui koperasi di lingkungan instansi pemerintah yang dinilai lebih aman.Kasus konkret modus ini baru saja terungkap di Pekanbaru, Riau, di mana seorang distributor berinisial R ditangkap. Pelaku, yang pernah menjadi mitra Bulog namun dicabut kontraknya, diketahui membeli beras reject dari Pelalawan seharga Rp6.000 per kg, mencampurnya dengan beras medium Rp11.000 per kg, lalu mengemasnya dalam karung SPHP bekas untuk dijual dengan harga lebih tinggi. Tindakan ini jelas merugikan konsumen dan merusak citra program stabilisasi pangan.