SURABAYA – Pemerintah Kota Surabaya terus berupaya menurunkan angka stunting melalui berbagai program, salah satunya penguatan Kampung ASI di tiap kelurahan dan deteksi dini T2. Ketua TP PKK Surabaya, Rini Indriyani, menyatakan bahwa program Kampung ASI memiliki indikator capaian seperti keberhasilan ASI eksklusif, keaktifan pelaporan pendampingan, serta dukungan lintas sektor. Ia menekankan pentingnya peran orang tua dalam menjaga konsistensi pertumbuhan anak agar grafik tumbuh kembang tidak menurun.

Kolaborasi dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Jawa Timur juga menjadi bagian dari strategi pencegahan stunting. Dr. dr. Mira Ermawati, Sp.A(K), menyebutkan bahwa IDAI fokus pada intervensi usia 0–6 bulan, termasuk bayi prematur, karena masa tersebut dianggap krusial dalam mencegah gangguan pertumbuhan. Deteksi dini dan pemberian ASI eksklusif menjadi fokus utama untuk mencegah stunting sejak awal kehidupan anak.

Salah satu penyebab umum stunting, menurut Mira, adalah perlekatan ASI yang tidak optimal serta kurangnya pemahaman ibu mengenai pentingnya protein hewani saat menyusui. Oleh karena itu, selama dua bulan ke depan, IDAI akan melakukan penyuluhan intensif di 63 puskesmas se-Surabaya, mengadakan konseling laktasi, serta memberikan edukasi menyeluruh di tingkat kecamatan dan kelurahan. Langkah ini diharapkan dapat memberikan dampak nyata bagi peningkatan kesehatan anak di Surabaya.

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *