BANYUWANGI – Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengungkapkan KMP Tunu Pratama Jaya sempat dihantam gelombang setinggi 2-3 meter sebelum tenggelam di Selat Bali pada Rabu (2/7/2025). Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono menjelaskan, keterangan itu diperoleh dari wawancara sejumlah awak kapal dan korban selamat yang menyebut kapal diterjang ombak besar. Meski demikian, KNKT belum memastikan apakah gelombang tinggi menjadi penyebab utama kecelakaan yang menewaskan puluhan orang tersebut.Saat ini KNKT masih melakukan analisa lebih lanjut, termasuk memeriksa rancang bangun kapal dan limitasi kekuatannya terhadap kondisi laut ekstrem. Tim investigasi akan menelusuri dokumen teknis ke Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) di Jakarta untuk memastikan spesifikasi kapal serta histori perawatan terakhir yang tercatat dilakukan pada Oktober 2024. Selain itu, bukti berupa dokumen, video, dan keterangan saksi telah dikumpulkan sekitar 70 persen.Sementara itu, hingga hari keenam operasi pencarian, Tim SAR Gabungan kembali menemukan dua jenazah korban. Total korban terverifikasi sampai Selasa (8/7) pagi mencapai 38 orang, dengan rincian 30 orang selamat dan 8 orang meninggal dunia. Dua jenazah terbaru masih diidentifikasi oleh Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur di RSUD Blambangan Banyuwangi.