Lumajang – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan tiga orang mengalami luka berat dan 204,63 hektare lahan pertanian rusak akibat erupsi Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur. Abdul Muhari, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, menyatakan ketiga korban luka berat saat ini sedang menjalani perawatan intensif di RSUD Dr. Haryoto Lumajang. Selain kerusakan lahan pertanian, tercatat 21 unit rumah rusak berat beserta fasilitas pendidikan, kesehatan, dan gardu PLN yang masing-masing mengalami kerusakan parah.

Tiga desa yang paling terdampak muntahan material vulkanik adalah Desa Supiturang dan Oro-Oro Ombo di Kecamatan Pronojiwo, serta Desa Penanggal di Kecamatan Candipuro. Sebanyak 528 warga dari ketiga desa tersebut terpaksa mengungsi dan menempati dua pos pengungsian yang disiapkan pemerintah, yaitu SMP Negeri 02 Pronojiwo (307 jiwa) dan SDN 04 Supiturang (221 jiwa). Meskipun berada di pengungsian, para warga tetap beraktivitas membersihkan rumah mereka yang terdampak abu vulkanik dan sebagian tetap bekerja memenuhi kebutuhan hidup.

BNPB telah menyalurkan bantuan logistik dan kebutuhan pokok untuk meringankan beban para pengungsi, termasuk 300 matras, 300 terpal, 300 selimut, 200 boks masker medis, serta bantuan pangan berupa 1.000 makanan siap saji dan 200 paket sembako. Erupsi Gunung Semeru yang terjadi pada Rabu (19/11/2025) pukul 16.00 WIB tersebut memunculkan kolom letusan setinggi 2.000 meter di atas puncak dan meluncurkan awan panas guguran sejauh tujuh kilometer. Bantuan disalurkan bersama perwakilan Komisi VIII DPR RI untuk dimanfaatkan masyarakat terdampak erupsi.

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *