Jakarta – PT Pertamina Patra Niaga mencatat fenomena peralihan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) masyarakat Indonesia dari jenis bersubsidi ke non-subsidi sepanjang 2025. Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Mars Ega Legowo mengungkapkan permintaan Pertamax Turbo mengalami peningkatan signifikan sebesar 76 persen, sementara konsumsi Pertalite justru turun sekitar 10 persen dari kuota yang ditetapkan. Realisasi penjualan Pertamax Turbo telah mencapai 300 ribu kiloliter, jauh melampaui target awal sebesar 170 ribu kiloliter.

Pergeseran pola konsumsi ini terutama terjadi setelah penerapan kebijakan pembatasan BBM bersubsidi menggunakan QR Code yang diberlakukan secara nasional. Data Kementerian ESDM menunjukkan penjualan harian Pertalite turun dari 81.106 KL pada 2024 menjadi 76.970 KL di 2025, sementara BBM non-subsidi meningkat dari 19.061 KL menjadi 22.723 KL pada periode yang sama. Penurunan konsumsi BBM bersubsidi juga terjadi pada solar yang hanya menggunakan 1,5 persen dari kuota yang ditetapkan.

Efisiensi anggaran yang dihasilkan dari peralihan konsumsi BBM ini mencapai Rp 12,6 triliun, dari sebelumnya Rp 48,9 triliun menjadi Rp 36,3 triliun. Pertamina terus berupaya memenuhi peningkatan permintaan Pertamax Turbo dengan menambah pasokan baik dari kilang dalam negeri maupun melalui impor. Tren positif ini diharapkan dapat terus berlanjut seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya penggunaan BBM berkualitas tinggi untuk kendaraan mereka.

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *