Surabaya – Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Kota Surabaya mengungkapkan ada sekitar 1.000 data kematian warga yang belum dilaporkan pembuatan akta kematiannya. Kondisi ini mengganggu akurasi data kependudukan dan berpotensi menimbulkan data ganda yang berdampak pada penyaluran bantuan sosial (bansos). Kepala Dispendukcapil, Eddy Christijanto, menyebut sebagian warga enggan melapor karena alasan sosial dan takut bantuan sosial hilang.

Eddy menjelaskan ketakutan warga itu muncul karena kurang paham sistem data bansos, padahal bantuan bisa tetap diteruskan ke ahli waris yang sah. Selain alasan sosial, beberapa warga juga malas mengurus administrasi kependudukan, padahal kini semua layanan sudah bisa dilakukan secara online lewat aplikasi KNG Mobile tanpa harus ke kantor. Layanan online ini memudahkan pembuatan dokumen seperti Kartu Keluarga cukup hanya dengan ponsel.

Pentingnya ketertiban administrasi kependudukan ini ditegaskan supaya Pemkot Surabaya dapat memberikan layanan dan intervensi yang tepat sasaran. Dispendukcapil terus mengingatkan warga agar segera melaporkan kematian anggota keluarga agar data kependudukan tetap akurat dan menghindari masalah dalam distribusi bansos.

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *