Jakarta – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa berencana mengambil sisa anggaran Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang tidak terserap untuk dialihkan ke program lain yang lebih siap atau menutupi defisit negara. Namun, Ketua Dewan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan penyerapan anggaran MBG sudah membaik dan “Menteri Keuangan (Purbaya Yudhi Sadewa) ndak perlu nanti ngambil-ngambil anggaran yang tidak terserap.” Meski begitu, Purbaya tetap akan memantau realisasi sampai akhir Oktober 2025.

Ekonom Nailul Huda mengkritik pelaksanaan MBG yang terkesan dipaksakan dengan banyak kasus keracunan dan menyarankan anggaran MBG sebaiknya dialihkan ke subsidi lain atau bantuan tunai sampai tata kelolanya diperbaiki. Huda menegaskan, “Uang itu bukan uang Prabowo, Luhut, atau BGN, itu uang rakyat yang harus dikeluarkan untuk kesejahteraan masyarakat!” Sementara ekonom Muhammad Andri Perdana lebih mendorong penghematan anggaran MBG untuk menekan utang yang sudah sangat tinggi, karena beban bunga utang mencapai 19 persen dari target penerimaan negara.

Andri mengingatkan risiko manajemen fiskal yang ekspansif di pemerintahan Purbaya, dengan mengatakan, “pemerintahan Prabowo pasca-Purbaya ini bisa mengarah ke ‘kaisar ngutang’ yang lebih ugal-ugalan lagi.” Ia menyarankan evaluasi dan revisi besar terhadap MBG agar anggaran lebih efektif dan tidak menambah beban utang jangka panjang. Jadi, dilema pengelolaan anggaran MBG jadi perhatian serius demi keseimbangan fiskal dan keberlanjutan program sosial.

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *