SURABAYA-Menteri Koordinator Bidang Pangan RI, Zulkifli Hasan (Zulhas), menanggapi kasus dugaan keracunan makanan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang terjadi di beberapa daerah. Menurutnya, insiden tersebut tidak selalu disebabkan oleh kesalahan pengolahan makanan, melainkan bisa karena faktor alergi atau ketidakbiasaan anak dalam mengonsumsi bahan tertentu. Zulhas mencontohkan pengalamannya semasa kecil yang mengalami diare saat diberi susu, sehingga ia menilai reaksi tubuh setiap anak bisa berbeda.

Untuk mengantisipasi kejadian serupa, Zulhas menekankan pentingnya pendataan alergi anak di sekolah. Ia menegaskan bahwa pengawasan kualitas makanan MBG telah dilakukan secara ketat, mulai dari pemilihan bahan baku, proses pencucian, hingga penyajian, dengan pengawasan ahli gizi, BPOM, serta pemerintah daerah. Hal ini menurutnya menjadi bukti bahwa aspek keamanan pangan dalam program tersebut dijaga dengan serius.

Selain menyoroti aspek pengawasan, Zulhas juga mengapresiasi inovasi pengelolaan sampah makanan di SPPG Wonocolo, Surabaya, yang memanfaatkan magot untuk mengurangi limbah dan menjaga lingkungan. Sementara itu, kasus keracunan MBG sebelumnya terjadi di Sleman, Yogyakarta, di mana sekitar 90 siswa dilarikan ke fasilitas kesehatan, serta di Kupang, NTT, dengan lebih dari 200 siswa mengalami gejala keracunan setelah mengonsumsi daging sapi dari menu MBG.

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *