JAKARTA – Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) mengendus adanya kejanggalan dalam fenomena kenaikan harga beras di pasaran, meski Perum Bulog telah menjalankan program stabilisasi pasokan beras dan harga pangan (SPHP). Sekjen Kemendagri Tomsi Tohir menilai kondisi ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, di mana harga beras biasanya langsung turun dalam dua pekan setelah SPHP digelontorkan.Namun, tahun ini justru berbeda. Sudah satu bulan program SPHP berjalan, harga beras bukannya turun, malah terus naik. Tomsi pun meminta pemerintah daerah mempercepat distribusi beras SPHP agar penyaluran ke masyarakat lebih cepat dan bisa menekan harga yang melonjak.Program SPHP sendiri ditargetkan berjalan dari Juli hingga Desember 2025 dengan volume 1,3 juta ton. Namun realisasinya masih jauh dari target, karena hingga kini baru 38.811 ton atau sekitar 2,94 persen yang tersalurkan. Bulog mengakui distribusi beras SPHP masih fluktuatif, sehingga berpengaruh pada efektivitas program dalam menstabilkan harga beras.

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *