JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah mempersiapkan penerapan bahan bakar minyak jenis solar dengan campuran biodiesel berbasis minyak sawit sebesar 50% atau B50. Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung mengatakan, rencana implementasi B50 dijadwalkan pada tahun depan setelah penerapan B40 berhasil dilakukan pada 2025. Evaluasi tengah dilakukan untuk memastikan kesiapan seluruh infrastruktur dan pasokan.Selain itu, pemerintah juga memprioritaskan percepatan pembangunan pabrik biodiesel di Merauke, Papua Selatan, yang ditargetkan selesai dan beroperasi pada 2027. Pabrik ini diharapkan menjadi salah satu pusat produksi biodiesel nasional, sehingga mendukung pasokan B50 di masa depan. Namun, nilai investasi yang akan digelontorkan untuk proyek tersebut belum diungkapkan secara detail.Pada tahun 2025, pemerintah menetapkan alokasi B40 sebanyak 15,6 juta kiloliter biodiesel, terdiri dari 7,55 juta kiloliter untuk kebutuhan Public Service Obligation (PSO) dan 8,07 juta kiloliter untuk non-PSO. Penyaluran ini didukung oleh 24 badan usaha bahan bakar nabati, 2 badan usaha BBM untuk PSO dan non-PSO, serta 26 badan usaha BBM untuk non-PSO. Implementasi B50 nantinya akan memanfaatkan jaringan distribusi yang telah terbentuk dari program B40.

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *