JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkap sejumlah dampak negatif dari sistem ekonomi kapitalisme dan komunisme. Menurutnya, kapitalisme yang menempatkan keuntungan sebagai nilai moral tertinggi memicu ketimpangan, di mana kekayaan dan kekuatan politik terkonsentrasi pada segelintir orang atau perusahaan. Di sisi lain, komunisme yang mengedepankan prinsip sama rata justru menghilangkan motivasi untuk berprestasi.Sri Mulyani mendorong ekonomi Islam sebagai jalan ketiga yang mampu menghadirkan keadilan dan keseimbangan. Ia menilai prinsip ekonomi syariah sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto untuk mencapai Indonesia Emas, asalkan dijalankan dengan teladan Rasulullah SAW—sifat shiddiq, amanah, tabligh, dan fathonah—yang menurutnya relevan dengan prinsip good governance.Dalam kesempatan itu, Sri Mulyani juga menegaskan pentingnya membayar pajak sebagai bagian dari hak orang lain yang ada dalam rezeki setiap individu. Ia menyebut hak tersebut dapat disalurkan melalui zakat, wakaf, maupun pajak, yang hasilnya kembali kepada masyarakat yang membutuhkan. Pajak, ujarnya, adalah salah satu instrumen penting untuk mewujudkan pemerataan dan pembangunan nasional.

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *