Penurunan angka kemiskinan di Indonesia pertama kali disampaikan Presiden Prabowo Subianto, 20 Juli lalu di Solo, Jawa Tengah. Tak lama kemudian, Badan Pusat Statistik merilis kemiskinan dan pengangguran di Indonesia mengalami penurunan. Jumlah penduduk miskin di Indonesia per Maret 2025 turun menjadi 23,85 juta orang, atau setara 8,47 persen dari total populasi. Pemerintah Indonesia terus menggencarkan berbagai program untuk menciptakan lapangan kerja dan mengurangi kemiskinan, seperti Makan Bergizi Gratis, Koperasi Merah Putih, dan program hilirisasi.

Tujuan besarnya adalah menghapus kemiskinan ekstrem pada tahun 2029. Meski tren kemiskinan nasional sejak era reformasi menunjukkan penurunan, CELIOS mencatat bahwa laju penurunannya kini melambat. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan penurunan kemiskinan di desa, namun peningkatan justru terjadi di wilayah perkotaan. Keakuratan data BPS juga dipertanyakan karena perbedaan dengan data lembaga internasional. Sejak menjabat pada Oktober 2024, Presiden Prabowo menunjukkan komitmen serius dalam memberantas kemiskinan, meski berbagai program sosial yang diluncurkan berisiko menambah beban fiskal.

Terutama di tengah tekanan ekonomi dan prediksi pertumbuhan yang rendah di 2025. Program-program besar seperti pemeriksaan kesehatan gratis dan Sekolah Rakyat diharapkan memberi dampak jangka panjang, meski sejumlah pihak masih menyoroti tingginya angka pengangguran dan potensi kesenjangan data kemiskinan akibat perbedaan metode penghitungan antara BPS dan Bank Dunia. Pemerintah dihadapkan pada tantangan besar untuk menyeimbangkan antara ambisi sosial dan realitas ekonomi.

Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *