Presiden Prancis Emmanuel Macron mengumumkan bahwa Prancis akan secara resmi mengakui Palestina sebagai negara pada September 2025, menjadikannya negara Barat pertama di Dewan Keamanan PBB yang mengambil langkah tersebut. Keputusan ini merupakan respons atas memburuknya krisis kemanusiaan di Gaza, yang disaksikan langsung oleh Macron saat berkunjung ke Mesir pada April lalu. Kepulangannya ke Prancis memperkuat tekadnya untuk mengambil sikap konkret dalam mendukung solusi dua negara.
Macron sempat mencoba menggalang dukungan dari sesama anggota G7 seperti Inggris dan Kanada, bekerja sama dengan Arab Saudi, untuk bersama-sama mengakui Palestina. Namun, upaya ini gagal setelah Inggris dan Kanada enggan menentang Amerika Serikat. Akhirnya, Prancis memutuskan melangkah sendiri dalam inisiatif ini, meski tetap berupaya mengajak negara lain menjelang konferensi PBB tentang solusi dua negara.
Di dalam negeri, Macron menghadapi tekanan besar akibat meningkatnya kemarahan publik terhadap kekejaman yang terjadi di Gaza. Dengan latar belakang masyarakat yang beragam dan sensitif secara politik, termasuk komunitas Muslim dan Yahudi terbesar di Eropa, keputusan ini membawa risiko politik yang besar. Meski demikian, Macron tetap berkomitmen menjalankan langkah ini demi mendukung perdamaian dan keadilan di Timur Tengah.