Surabaya – Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Prawansa tekan MoU dengan Sahat Manaor Panggabean Kepala Badan Karantina (Barantin) Indonesia dalam kegiatan Penyelenggaraan Perkarantinaan Hewan, Ikan, dan Tumbuhan di Gedung Negara Grahadi pada Jumat (4/7/2025). MoU tersebut diikuti dengan Perjanjian Kerjasama Badan Karantina Indonesia dan PT Jatim Grha Utama sebagai penempatan fasilitas karantina di Puspa Agro yang akan menjadi pusat Instalasi Karantina Terpadu pertama di Indonesia.
Kerjasama ini merupakan langkah untuk menjadikan Jatim garda terdepan dalam keamanan hayati dan efisiensi logistik impor maupun ekspor. Selain itu, Instalasi Karantina Terpadu juga diharapkan efisien sebagai penekan dwelling time dalam rantai perdagangan dan logistik, karena semua pengurusan dokumen dalam satu kawasan.
“Karena sistemnya terpadu, semua akan tersedia dalam satu kawasan. Mulai laboratoriumnya sudah ada, kemudian ada bea cukai dan badan karantina baik untuk ekspor maupun impor. Artinya ini akan sangat efisien,” jelas Khofifah.
Khofifah yakin layanan Instalasi Karantina Terpadu ini akan sangat bermanfaat dalam meningkatkan efisiensi alur perdagangan hingga logistik ekspor dan impor. Sebab, eksportir atau importir tidak perlu berpindah-pindah tempat dalam pengurusan dokumen karena semua sudah terpadu. Pentingnya layanan perkarantinaan di Jatim tercermin dari nilai perdagangan tahun sebelumnya. Sepanjang 2024, pelayanan karantina di Jatim telah memfasilitasi ekspor senilai USD 25,80 Miliar dan impor sebesar USD 29,97 Miliar.
“Mudah-mudahan akan meningkatkan daya saing produk kita sehingga investasi ke Jatim akan lebih banyak lagi,” ungkap Khofifah.