Pimpinan militer Iran meragukan komitmen Israel terhadap gencatan senjata, menyebut negara itu kerap melanggar janji dan tidak menghormati norma internasional. Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran, Abdolrahim Mousavi, menegaskan bahwa negaranya siap merespons keras jika Israel kembali melakukan agresi. Pernyataan ini disampaikan dalam percakapan dengan Menteri Pertahanan Arab Saudi.
Selama 12 hari konflik, serangan Israel menewaskan 610 orang di Iran dan melukai lebih dari 4.000 orang. Di pihak Israel, tercatat 28 korban tewas dan lebih dari 2.000 luka-luka. Gencatan senjata resmi dimulai pada 24 Juni, namun militer Israel menyatakan akan kembali fokus ke Gaza untuk menghadapi kelompok Hamas. Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menyerukan agar kedua pihak tetap menghormati kesepakatan damai yang telah dicapai.
Sementara itu, Kementerian Intelijen Iran memperingatkan potensi ancaman dari agen Israel yang diduga melakukan spionase melalui kampanye panggilan telepon massal. Selain itu, mereka menyoroti penyebaran berita palsu yang dianggap dapat memecah belah persatuan nasional. Situasi di Timur Tengah sebelumnya memanas sejak serangan Israel ke Iran pada 13 Juni, yang dibalas Teheran dengan tembakan ratusan rudal.