Surabaya – Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
(ATR/BPN) Republik Indonesia, Nusron Wahid, S.S., M.Si., menekankan bahwa di era
perubahan zaman yang begitu cepat, para generasi muda penerus bangsa, utamanya
mahasiswa, memiliki pengaruh dan peran strategis sebagai agen perubahan dan
pembangunan berkelanjutan di masa depan.
Demikian disampaikan Nusron pada Kuliah Pakar bertema “Agilitas, Adaptabilitas,
Kreativitas, dan Inovasi: Tantangan Kepemimpinan Masa Depan”, yang digelar
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) di Kampus B, Jl. Jemursari 51-57
Surabaya, Senin (26/5).
Perubahan zaman yang sangat cepat terbilang masih belum sepenuhnya memenuhi
ekspektasi yang diharapkan oleh masyarakat, khususnya dalam hal pemerataan manfaat
dan kesiapan sumber daya manusia dalam menghadapinya. Meskipun berbagai
transformasi telah terjadi di berbagai sektor, seperti ekonomi, pendidikan, dan pelayanan
publik, nyatanya belum semua pihak mampu mengikuti ritme perubahan tersebut secara
optimal.
“Kedepan akan diperlukan banyak inovasi untuk mengikuti arus zaman, apalagi di era
digital saat ini yang diharapkan bisa memudahkan masyarakat, termasuk pada pelayanan.
Termasuk juga pada pelayanan bidang pertanahan yang nantinya kita harapkan bisa
bertransformasi dalam pelayanan digital,” ujar Nusron.
Menurutnya, dalam menghadapi era disrupsi ini, dibutuhkan kolaborasi antara pemangku
kebijakan, institusi pendidikan, dunia industri, dan masyarakat untuk bersama-sama
menciptakan ekosistem inovatif yang tanggap terhadap perubahan, serta mampu mencetak
generasi yang tidak hanya mampu bertahan, tetapi juga unggul dalam menciptakan
perubahan positif bagi bangsa dan negara.
“Mahasiswa bukan hanya peserta pendidikan tinggi, tetapi juga bagian dari kekuatan
intelektual bangsa yang punya tanggung jawab besar terhadap masa depan negeri ini. Jadi,
para mahasiswa, terutama mahasiswa Unusa ini, harus memiliki kemampuan beradaptasi
dengan situasi, serta terus mengembangkan kreativitas dan inovasi agar mampu bersaing
dan bertahan dalam berbagai situasi,” tegasnya.
Kepemimpinan masa depan bukan lagi hanya soal kemampuan mengatur, tetapi lebih pada
kemampuan memecahkan masalah dan menciptakan nilai baru. Nusron juga menyoroti pentingnya survivability atau kemampuan bertahan dalam berbagai tekanan, baik dalam
skala pribadi, organisasi, maupun bangsa.
Rektor Unusa, Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie, M.Eng., menyampaikan apresiasi tinggi atas
kehadiran Menteri ATR/BPN Republik Indonesia, Nusron Wahid. Menurutnya, kehadiran
tokoh nasional memberikan semangat baru dan perspektif yang sangat berharga bagi
seluruh mahasiswa, khususnya dalam memahami pentingnya kesiapan mental, intelektual,
dan karakter dalam menghadapi tantangan zaman yang semakin kompleks.
“Dalam memenangi masa depan, para generasi muda harus mampu beradaptasi tanpa
kehilangan karakter. Artinya, mereka harus fleksibel terhadap perubahan, tetapi tetap
memiliki pijakan nilai-nilai moral dan budaya yang menjadi identitas bangsa. Kami
berharap para mahasiswa bisa mengambil pesan tersebut dan menerapkannya ketika terjun
pada masyarakat” ujarnya.