JAKARTA – Pemerintah Indonesia dan Singapura kembali memperkuat kerja sama dalam pengembangan Kawasan Batam-Bintan-Karimun (BBK) melalui pertemuan tahunan ke-17 Working Group BBK yang digelar di Jakarta pada Senin (14/4). Pertemuan ini membahas kemajuan investasi, dukungan terhadap kawasan ekonomi khusus (KEK), serta isu mobilitas dan konektivitas antara BBK dan Singapura. Pemerintah Indonesia menegaskan komitmennya dengan menerbitkan sejumlah regulasi penting, termasuk Peraturan Presiden dan pedoman pembangunan kawasan BBK, sebagai upaya menciptakan iklim investasi yang kompetitif.

Dari sisi capaian ekonomi, kawasan BBK mencatatkan pertumbuhan signifikan, dengan Batam meraih investasi tertinggi sebesar US$ 3,26 miliar sepanjang 2024. Proyek prioritas yang tersebar di sektor logistik, teknologi, dan pariwisata tengah digencarkan, termasuk pengembangan KEK Nongsa sebagai pusat data dan teknologi digital. Pihak Singapura pun menyambut baik inisiatif ini, menyebut Nongsa sebagai simpul potensial bagi ekosistem digital kawasan. Di sisi lain, isu mobilitas turut menjadi sorotan dengan diperkenalkannya skema Multiple Entry Visa untuk mendukung arus bisnis lintas negara.

Penutup pertemuan menyoroti pentingnya kesinambungan kerja sama dan adaptasi terhadap dinamika global seperti proteksionisme dan ketegangan geopolitik. Deputi Menko Perekonomian M. Rudy Salahuddin menekankan peran strategis Working Group BBK dalam menjawab tantangan tersebut dan mendorong penguatan kelembagaan untuk kolaborasi jangka panjang. Ia optimistis bahwa semangat saling percaya antara Indonesia dan Singapura akan melahirkan dampak positif nyata bagi pertumbuhan ekonomi kedua negara.

Bagikan:

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours