JAKARTA- Nilai tukar rupiah kembali mengalami pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pagi ini, menyentuh level Rp16.606 per dolar AS. Melemahnya rupiah dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk sentimen global dan kebijakan moneter AS yang masih ketat. Penguatan dolar terjadi seiring dengan ekspektasi bahwa The Federal Reserve akan mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama untuk meredam inflasi.

Selain faktor eksternal, tekanan terhadap rupiah juga berasal dari dalam negeri. Investor masih mencermati data ekonomi Indonesia serta perkembangan defisit neraca perdagangan. Ketidakpastian menjelang pemilu dan kebijakan ekonomi yang diambil pemerintah turut menjadi faktor yang mempengaruhi pergerakan mata uang domestik.

Para analis memperkirakan volatilitas rupiah masih akan berlanjut dalam beberapa waktu ke depan, tergantung pada kebijakan global dan respons pasar. Bank Indonesia diharapkan dapat melakukan intervensi guna menjaga stabilitas rupiah agar tidak melemah lebih dalam. Masyarakat dan pelaku usaha pun perlu bersiap menghadapi dampak dari fluktuasi nilai tukar ini terhadap harga barang impor dan sektor ekonomi lainnya.

Bagikan:

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours