Pasuruan – Adanya jumlah pembatasan pengiriman susu ke industri pengolahan membuat peternakan sapi di Pasuruan, Jawa Timur, membuang susu hasil panennya. Peternak dan juga pengepul susu asal Pasuruan, Bayu Aji Handayanto, mengatakan pembatasan ini terjadi karena industri lebih memilih susu impor. “Selama ini, memang kontrol dari pemerintah kurang. Keran impor pun dibuka dan tidak ada pajak untuk susu itu, jadi mereka bisa bebas melakukan impor,” ujar Bayu, dikutip detikcom, Rabu (6/11). Ia juga berharap pemerintah mau memperhatikan susu dalam negeri, terkait harga ia yakin para peternak mau mendiskusikannya dengan industri.
Sementara itu, Kementerian Pertanian (Kementan) mengungkapkan untuk memenuhi kebutuhan susu dalam program makan bergizi gratis dan kebutuhan susu reguler, Indonesia perlu mengimpor 1 juta sapi perah. Hal itu diketahui dari paparan Menteri Pertanian Amran Sulaiman dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR, Selasa (5/11). “Impor 1 juta ekor (2025-2029). Pelaksana: perusahaan swasta 55 perusahaan,” demikian bunyi paparan Amran.
Paparan tersebut juga menjelaskan bahwa impor dilakukan untuk memenuhi kebutuhan susu yang diperkirakan mencapai 8,5 juta ton pada tahun 2029.Kebutuhan ini terdiri dari 4,9 juta ton untuk susu reguler dan 3,6 juta ton untuk program Makan Bergizi Gratis.
+ There are no comments
Add yours