JAKARTA – Pemerintah berencana mengubah skema subsidi BBM dari subsidi produk menjadi Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada masyarakat. Presiden Prabowo Subianto telah mengadakan pertemuan dengan sejumlah menteri untuk membahas opsi ini, bertujuan agar subsidi lebih tepat sasaran dan tidak hanya dinikmati kalangan menengah ke atas. Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyebutkan bahwa keputusan final mengenai skema ini akan diambil dalam waktu dekat.
Analis ISEAI, Ronny P. Sasmita, menjelaskan bahwa pengalihan subsidi produk BBM ke BLT membawa dampak signifikan. Dengan menghapus subsidi, harga BBM akan mengikuti harga pasar, yang kemungkinan besar berdampak pada kenaikan harga energi. Meski BLT membutuhkan anggaran lebih kecil dibanding subsidi langsung BBM, ia memproyeksikan nilai BLT sebesar Rp180 ribu hingga Rp250 ribu per bulan per orang sebagai kompensasi terhadap kenaikan harga, yang mungkin masih kurang dalam menutupi kenaikan beban biaya hidup akibat lonjakan harga energi.
Ronny juga menyoroti pentingnya akurasi data penerima BLT serta kesiapan infrastruktur digital pemerintah untuk memastikan distribusi yang tepat sasaran. Ia mencatat tantangan dalam perbedaan data antar departemen serta kesulitan menyalurkan BLT kepada masyarakat tanpa rekening bank atau yang kurang mengakses teknologi keuangan. BLT akan efektif jika dapat benar-benar mengurangi dampak dari penghapusan subsidi tanpa membebani masyarakat lebih lanjut.
+ There are no comments
Add yours