JAKARTA – Para ekonom menyambut baik rencana pemerintahan Presiden Prabowo Subianto untuk memperpanjang kewajiban eksportir menempatkan devisa hasil ekspor (DHE) di dalam negeri hingga 6 bulan. Kebijakan ini dianggap penting untuk memastikan ketersediaan dolar dalam negeri di tengah ketidakpastian ekonomi global yang menyebabkan volatilitas aliran modal masuk dan keluar. Myrdal Gunarto, ekonom Maybank Indonesia, menilai kebijakan ini akan membantu menstabilkan nilai tukar rupiah, terutama dengan tersedianya instrumen finansial dari Bank Indonesia (BI) dan perbankan untuk mendukung penempatan DHE dalam jangka waktu yang lebih panjang.
Yusuf Rendy Manilet, ekonom dari CORE Indonesia, menyebutkan bahwa kebijakan penahanan devisa ini sudah lazim diterapkan di beberapa negara, seperti Rusia. Ia berpendapat bahwa perpanjangan waktu penempatan DHE dapat meningkatkan stabilitas cadangan devisa dan memperkuat nilai tukar. Meski demikian, Yusuf mengingatkan pentingnya insentif bagi eksportir karena semakin lama dana tertahan, semakin tinggi biaya peluang bagi mereka.
Sebagai langkah untuk menarik minat eksportir, Yusuf menyarankan agar pemerintah menawarkan berbagai insentif, seperti suku bunga lebih tinggi untuk dana DHE yang disimpan lebih lama, potongan pajak, atau kemudahan dalam akses pembiayaan ekspor. Dengan insentif yang menarik, eksportir diharapkan akan lebih termotivasi untuk mematuhi kebijakan ini, sehingga dapat membantu menjaga stabilitas ekonomi domestik dan mencegah dana keluar ke luar negeri.
+ There are no comments
Add yours