JAKARTA–Kasus perundungan di Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) mencuat setelah dr ARL, seorang mahasiswi PPDS anestesi dari Universitas Diponegoro, ditemukan meninggal di kamar kostnya setelah menyuntikkan obat. Kasus ini diduga kuat terkait dengan bullying yang dialaminya dari senior. Kementerian Kesehatan RI mengonfirmasi bahwa perundungan tidak hanya terjadi di Undip, tetapi juga di berbagai rumah sakit pendidikan lainnya, termasuk yang berada di bawah naungan Kemenkes.

Kementerian Kesehatan mencatat adanya 1.540 laporan dugaan perundungan PPDS hingga awal Agustus 2024, dengan 25-30 persen laporan mengindikasikan bullying yang benar-benar terjadi. Beberapa rumah sakit dengan jumlah laporan tertinggi antara lain RS Kandou Manado, RS Zainoel Abidin Aceh, dan RS Undip. Kemenkes telah memberikan teguran dan sanksi kepada beberapa rumah sakit yang terbukti melakukan pelanggaran, termasuk RSCM dan RSHS.

Sekitar 50 persen kasus bullying yang dilaporkan bersifat non-fisik, seperti tugas jaga yang berlebihan, pengucilan, serta kewajiban mengerjakan tugas pribadi senior. Bentuk-bentuk perundungan ini dilaporkan terjadi di hampir semua rumah sakit pendidikan vertikal, termasuk RS M Djamil, RS Moh Hoesin, dan RS Adam Malik. Kementerian Kesehatan menegaskan bahwa tindakan lebih lanjut sedang diambil untuk menangani kasus-kasus ini.

Bagikan:

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours