Surabaya -Granting Jaya, penggagas Proyek Strategis Nasional (PSN) Surabaya Waterfront Land (SWL), menyebut reklamasi di Kenjeran akan mengembalikan kesempatan bagi nelayan untuk melaut selama 24 jam.

Namun, menurutnya, tetap ada pulau perikanan khusus yang bisa dipakai nelayan melaut. Katanya, pulau itu bisa diakses selama 24 jam. Tidak seperti saat ini di mana sebagian sisi selatan hanya dapat diakses enam jam dalam sehari karena sedimentasi.

“Dampak negatif kita antisipasi, misalnya tambak dan nelayan. Kami alokasikan tempat khusus pembudidayaan ikan di pulau perikanan 120 hektare,” kata Agung Pramono pada Rabu (4/9/2024)

Dengan reklamasi, Agung menyubut akses nelayan ke laut juga menjadi lebih dekat karena akan ada fasilitas akomodasi.
“Hari ini apa maih bisa ke laut 24 jam terus-menerus? Faktanya tidak bisa. Karena sudah sedimentasi hampir dua kilometer. Kalau di Suramadu, 24 jam masih bisa. Tapi di Sukolilo Baru hingga ke selatan, yang bisa hanya cari kerang. Sekarang akan memunculkan lagi air 24 jam dan ke laut kami akomodasikan,” tuturnya

“Ini kan tahap perizinan yang reklamasi. Dan reklamasi itu tidak waktu pendek, perizinan ya, bukan pelaksanaan, untuk izin ini saja nanti ada yang master plan, ada kajian geoteknik, ada kajian batimetri, arus gelombang, seperti pada saat kita mengurus PSN tetapi lebih tajam,” imbuhnya.

Sementara dalam sosialisasi amdal pada Selasa (3/9/2024), dua kecamatan di Kota Surabaya yakni Sukolilo dan Bulak menyatakan menolak reklamasi Proyek Strategi Nasional Surabaya Waterfront Land (PSN SWL).
Ali Yusa Peserta aksi yang juga Pengurus Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Jawa Timur beralasan, konsultasi publik dan sosialisasi AMDAL tak memiliki berita acara yang jelas.

“Menyatakan menolak dan tidak ada berita acara, ketika tidak ada berita acara maka ini gagal. Ketika gagal maka AMDAL tidak akan pernah ada. Konsultasi ditingkat provinsi juga tidak pernah ada,” ujar Ali Yusa.

Bagikan:

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours