Surabaya, – Saat ini masih banyak masyarakat Indonesia yang menjadi penyandang disabilitas atau tuna daksa yang memerlukan bantuan kaki dan tangan palsu. Kebutuhan kaki dan tangan palsu di Indonesia dalam setiap tahun mencapai jutaan orang.
Hal ini yang mendasari Yayasan Sosial Moral Sejati Surya Gemilang, Ming Ya Shan Ge dan juga Perkumpulan Wanita Tionghoa Surabaya, Yayasan Haji Muhammad Cheng Hoo Indonesia (YHMCHI) serta DPW Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Jawa Timur hingga LDS Charity USA dan Indonesia dengan mengajak anak-anak di Surabaya aktif terlibat dalam membantu menyalurkan bantuan organ tubuh buatan yakni kaki dan tangan palsu.
Seperti yang dilakukan di halaman Masjid Cheng Hoo Surabaya. Ratusan orang yang memiliki kekurangan fisik begitu antusias untuk melakukan pengukuran kaki dan tangan palsu.
Ketua Yayasan Haji Muhammad Cheng Hoo Indonesia (YHMCHI), Surabaya, Abdullah Nurawi menyebut manfaat dari pemasangan alat bantu tubuh seperti kaki dan tangan palsu sangat besar sehingga masyarakat antusias. Bahkan dia tak menyangka bisa dua kali lipat masyarakat yang datang.
“Awalnya hanya 100 targetnya tapi yang masuk daftar mencapai 200 lebih. Artinya kegiatan ini sangat luar biasa manfaatnya. Tentu tetap kami layani 200 orang ini untuk bisa mendapatkan bantuan alat bantu tubuh,” ungkap Abdullah Nurawi, Ketua Yayasan Haji Muhammad Cheng Hoo Indonesia (YHMCHI), Surabaya.
Sementara itu Ketua Yayasan Sosial Moral Sejati Surya Gemilang, Ming Ya Shan Ge, Susanto Firman kegiatan ini rutin dilakukan dari Sabang sampai Merauke. Dia menyebut avo bagi anak tuna daksa sangat penting terutama tangan dan kaki untuk membantu perkembangan dan masa depan.
“Jadi ini menjadi tanggung jawab semua orang. Karena setiap tahun jumlahnya terus bertambah bahkan mencapai 7 juta orang di Indonesia yang membutuhkan alat bantu organ palsu ini,” terang Susanto.
Dalam kegiatan ini juga melibatkan anak-anak remaja di Surabaya yang aktif dalam kegiatan sosial. Salah satunya seperti Jollene Ferischea. Jollene mengaku terketuk hatinya terlibat dalam membantu masyarakat yang memiliki keterbatasan fisik karena ingin melihat mereka bisa kembali normal dalam beraktivitas, meskipun menggunakan alat bantu.
Dia sering melihat orang tuna daksa yang tidak mempunyai anggota tubuh lengkap di jalan masih saja mempunyai semangat untuk beraktivitas mencari rezeki.
“Ya, dengan program kaki dan tangan palsu ini tentu bisa bermanfaat untuk membantu sesama. Karena saya melihat di jalan-jalan masih banyak yang semangatnya luar biasa, meski tidak mempunyai fisik yang lengkap. Dengan bantuan alat ini bisa mempermudah mereka untuk melakukan aktivitas sehari-hari,” ujar Jollene.
Bahkan Jollene tak canggung ketika ikut memasangkan kaos kaki untuk proses pengukuran kaki dan tangan palsu. Selain itu dia juga ikut memasangkan gips ketika hendak dicoba kepada penyandang disabilitas. “Ya sudah biasa karena kita sesama manusia kan harus saling membantu,” tutur gadis finalis Putra-Putri Jawa Timur 2024 ini.
Aksi sosial Jollene ini tak sendiri, dia ditemani oleh Britanny Charlene dan Jeremy Richard. Jollene senang bahwa antusiame masyarakat yang ikut dalam pengukuran kaki dan tangan palsu sangat luar biasa. Bahkan yang mendaftar pun melebihi dari jumlah yang ditargetkan mencapai 200 orang penerima masyarakat prasejahtera.
Dia ingin masa mudanya bisa lebih bermanfaat bagi orang lain. Selain itu dengan pemberian kaki palsu ini diharapkan bisa membantu orang yang selama ini berjalan dibantu dengan tongkat agar bisa selayaknya seperti manusia normal meski hanya memiliki kaki palsu.
“Ikut membantu agar orang yang memiliki keterbatasan bisa beraktivitas kembali,” harap gadis 14 tahun ini.
Sementara itu pemasangan kaki dan tangan palsu ini tidak hanya diikuti dari wilayah Surabaya saja, namun juga di beberapa wilayah di Jawa Timur. Menurut salah satu penyandang disabilitas Nur, kakinya sudah diamputasi setelah dilakukan tindakan operasi akibat cacat sejak lahir. Dia pun membutuhkan kaki palsu untuk beraktivitas sehari-hari.
“Ya butuh kaki palsu agar lebih mempermudah keseharian saya,” ujar Nur.(ss)
+ There are no comments
Add yours