Surabaya – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) mendapatkan penghargaan Cara Produksi Obat yang Baik (CPOB) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia. Penghargaan ini diberikan dalam Acara Puncak HUT ke-23 BPOM RI di Jakarta.
Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan Dinkes Kota Surabaya, dr Reyner Meilaksana mengatakan, penghargaan ini sebagai bentuk apresiasi kepada pemkot yang telah mendukung Unit Transfusi Darah (UTD) Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Surabaya dalam memproduksi produk darah yang berkualitas.
“Sehingga berhasil memperoleh sertifikat Cara Produksi Obat yang Baik (CPOM) terkait produk darah. Artinya, produk darah yang diproduksi UTD PMI Surabaya sudah mendapatkan pengakuan kualitas berupa sertifikat mutu dari BPOM,” kata dr Reyner saat dihubungi pada Kamis (8/2/2024).
Ia menjelaskan, untuk mendapatkan sertifikat CPOB, UTD PMI Surabaya harus melalui proses yang panjang dan ketat. Mulai dari penyiapan bahan baku, validasi proses, pengendalian kontaminasi, penimbangan, pengemasan, hingga dokumentasi.
“Selain itu, UTD PMI Surabaya juga harus menjaga ketersediaan stok darah yang cukup untuk memenuhi permintaan darah dari masyarakat,” ujarnya.
Upaya yang dilakukan pemkot dalam mendukung penerapan CPOM di UTD PMI, tentu tak lepas dari tantangan yang dihadapi. Di antaranya adalah terkait bahan baku darah dari pendonor di masyarakat. Sebab, apabila donor tidak tersedia dalam jumlah yang cukup, maka UTD tidak dapat memproduksi.
“Oleh karena itu, Pemkot Surabaya berpartisipasi aktif dalam menjaga ketersediaan bahan baku produksi darah serta melakukan kegiatan donor darah di setiap instansi di Kota Surabaya. Kami juga sangat mengapresiasi peran para donatur yang telah mendukung kegiatan PMI Kota Surabaya,” ungkap dr Reyner.
Pihaknya memastikan, bahwa pemkot akan terus berperan aktif dalam mendukung penerapan CPOB di UTD PMI Surabaya. Sejumlah bentuk dukungan itu di antaranya dengan memberikan bantuan peralatan fasilitas kegiatan donor darah untuk meningkatkan mutu dan kualitas darah.
Di samping itu, pemkot juga memberikan piagam penghargaan sebagai apresiasi kepada para donatur yang telah mendukung kegiatan PMI Surabaya. Termasuk pula memberikan motivasi kepada pedonor dengan cara pemberian piagam penghargaan Wali Kota Surabaya kepada donor darah sukarela 50 kali dalam setiap tahunnya.
“Selain itu, Pemkot Surabaya juga melakukan pembinaan, pengawasan, dan pendampingan dengan lintas sektor terkait, seperti BPOM dan Dinas Kesehatan Provinsi, agar UTD di wilayah Surabaya menerapkan CPOB dengan baik,” tutur dr Reyner.
Dengan penerapan CPOB di UTD PMI Surabaya, masyarakat yang membutuhkan pelayanan, dapat mendapatkan produk darah yang berkualitas. Hal ini tentu sangat bermanfaat bagi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
Karena itu, dr Reyner berharap agar UTD PMI Surabaya tetap mempertahankan mutu pelayanan. Sehingga diharapkan masyarakat Surabaya dapat lebih termotivasi dalam melakukan donor darah.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada BPOM RI yang telah memberikan penghargaan CPOB kepada Pemkot Surabaya,” pungkasnya. (ss)
+ There are no comments
Add yours