Malang – Ketua Senat Akademik Universitas Brawijaya (UB) Prof Dr Ir Nuhfil Hanani menegaskan pernyataan sikap sivitas akademika UB tidak diintervensi pihak manapun. Hal ini ia sampaikan menanggapi pernyataan Mahfud Md yang mengatakan menerima laporan ada rektor yang diminta membuat pernyataan untuk menyebut Presiden Joko Widodo negarawan.
Komisi B Forum Dewan Guru Besar UB Prof Dr Rachmad Safa`at pun menegaskan Indonesia sebagai negara demokrasi menjunjung tinggi kebebasan berbicara. Menurutnya, penyampaian pernyataan sikap yang dilakukan UB bebas dari paksaan, sekaligus murni menyampaikan keresahan atas demokrasi di Indonesia yang telah keluar jalur.
Sivitas Akademika Universitas Brawijaya menyusul akademisi kampus lain menyatakan sikapnya menjelang Pemilu 2024. Bersama sivitas akademika lainnya, Sekretaris Dewan Profesor UB Prof Sukir Maryanto membacakan pernyataan sikap di depan Gedung Rektorat UB. Dengan kompak, puluhan guru besar dan sivitas akademika mengenakan jas almamater UB berwarna biru wilis tua.
Sukir menyebutkan, penyelenggaraan seruan pernyataan sikap yang terdiri dari 8 poin hari ini telah melalui proses perumusan yang cukup memakan waktu. Hal inilah yang melatarbelakangi mengapa UB baru menyatakan sikap hari ini.
“Kenapa kami baru sampaikan hari ini, karena memang prosesnya lama. Kami dari UB sudah ikut merumuskan terkait dengan pernyataan sikap ini sejak 15 Desember 2023, di Forum Majelis Dewan Guru Besar di Unhas. Namun, kenapa baru sekarang kami mendeklarasikan prosesnya adalah memang berproses untuk institusional, formal, dan melibatkan semua stakeholders,” terang Sukir kepada wartawan.
+ There are no comments
Add yours