Perusahaan Motor Listrik Keponakan Luhut Pakai LFP, Ini Alasannya

Jakarta – Electrum, perusahaan patungan antara PT TBS Energi Utama Tbk. (TOBA) dan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) masih menunggu hilirisasi nikel terpenuhi agar bisa beranjak 100% dari penggunaan baterai Lithium Ferro Phosphate (LFP) ke Nickel Mangan Cobalt (NMC).

“Sebagian besar (baterai) sekarang ada litiumnya, ada dikit nikelnya,” ungkap Direktur Utama Electrum Pandu Sjahrir saat dikonfirmasi wartawan di Jakarta, Kamis, (31/1/2024).

Masih mendominasinya baterai LFP di perusahaan produsen motor listrik ini lantaran perusahaan mau menunggu baterai nikel bisa diproduksi langsung di Indonesia. Sehingga, harganya nanti akan lebih murah.

Jika ekosistem telah berjalan dengan baik, maka Pandu tak menutup kemungkinan akan membawa Electrum untuk melantai di bursa melalui Initial Public Offering (IPO). Namun, rencana ini belum akan terjadi di waktu dekat.

“Kalau anda lihat juga buat elektrifikasi kendaraan bermotor tuh masih rendah jadi tugas kita naikin dulu. Baru kita nanti mikirin soal IPO-nya. Tapi memang kita harus mulai mikirin soal kapan kita untuk mulai jadi perusahaan terbuka,” kata dia.

Sebagaimana diketahui, Pandu Sjahrir merupakan keponakan dari Menko Maritim dan Investasi (Menkomarves) Luhut Binsar Panjaitan. Sebelumnya, Luhut pernah membantah paparan Co-Captain Timnas AMIN Tom Lembong yang mengatakan saat ini baterai mobil listrik Tesla pabrikan China sudah tidak menggunakan komponen nikel lagi melainkan memakai Lithium-Ferro-Phosphate (LFP).

Kendati demikian, Luhut membenarkan bahwa memang ada baterai mobil listrik Tesla yang menggunakan komponen LFP seperti yang dikatakan oleh Tom Lembong. Luhut menyebutkan hal itu lantaran penelitian mengenai LFP semakin berkembang yang tidak menutup kemungkinan penggunaan komponen nikel akan berkurang.

“Memang ada (komponen) LFP karena penelitian mengenai LFP semakin berkembang yang satu ketika tidak tertutup kemungkinan nikel ini semakin berkurang penggunaannya,” tambahnya.

Namun, Luhut menilai bahwa Indonesia masih harus terus menggenjot hilirisasi nikel dalam negeri dengan terukur. Hal itu dilakukan agar Indonesia tidak mengekspor nikel dalam keadaan mentah.

Bagikan:

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours